Muslimat Berikan Beasiswa Pildacil
JAKARTA— Sebagai bentuk kepeduliannya terhadap pendidikan anak-anak, atas nama Ketua Umum Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa memberikan beasiswa pendidikan kepada dua peserta Pemilihan Dai Cilik (Pildacil). Mereka adalah Muhammmad Darma Pratama (8 tahun) dari Banjarmasin dan Ani Tutik Mulyani (8 tahun) dari Madura. Beasiswa diberikan oleh Bendahara Umum Muslimat, Nur Hayati Said Aqil Siradj. Khofifah memang hidupnya tak bisa jauh dari anak-anak. Buktinya, sejak ditunjuk sebagai juri Pildacil di salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia, mantan aktivis PMII itu benar-benar menjadi ‘ibu’ baru bagi peserta Pildacil yang datang dari seluruh penjuru nusantara.
Karena kedekatan itu pula, Selasa (30/10) kemarin, Khofifah dipamiti oleh peserta Pildacil yang telah tereleminasi dari Pildacil. Adalah Muhammad Darma Pratama (8 tahun) dari Banjarmasin dan Ani Tutik Mulyani (8 tahun) dari Madura yang menemui Khofifah, di Kantor PP Muslimat NU, di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan. Mereka datang didampingi kedua orang tua masing-masing.
Turut mendamping Khofifah pada pertemuan itu, sejumlah pengurus Muslimat, di antaranya Farida Salahuddin Wahid dan Nur Hayati Said Aqil Siradj. Suasana haru mewarnai acara pamitan itu.”Bunda-bunda, Darma mau pulang ke Kalimantan,” kata Darma, bocah cilik yang punya kecerdasan di atas rata-rata anak Indonesia itu kepada Khofifah. Saking dekatnya, Darma yang tereliminasi pada babak 8 besar Pildacil tersebut seakan tak mau berpisah dengan Khofifah.
Demikian pula dengan Ani, sapaan akrab Ani Tutik Mulyani. Gadis cilik keturunan yang Madura yang tinggal kawasan Benowo, Surabaya itu juga terlihat sangat akrab dengan Khofifah. Seakan tak mau perpisah dengan tokoh perempuan idolanya, gadis cilik tuna netra itu berkali-kali merangkul Khofifah bak orang tuanya sendiri.”Bunda ini ada kenang-kenangan dari Ani,” katanya sambil memberikan sebuah majalah anak-anak kepada Khofifah.
Mendengar ucapan dan sikap lucu dua bocah cerdas tersebut, Khofifah yang juga mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan pada era pemerintahan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu berpesan kepada orang tua Darma dan Ani untuk terus menjaga dan mengembangankan kemampuan masing-masing.”Anak-anak ini punya kemampuan luar biasa. Semoga Allah memberikan kemulyaan pada anak-anak ini,” kata Khofifah.
Alumni Unair itu berharap, ke depab keduanya menjadi juru dakwah yang andal dan meneruskan perjuangan tokoh-tokoh NU saat ini. Baik Darma maupun Ani, katanya, bisa membaca Al-Qura’an dengan fasih. Bahkan, saat tampil di Pildacil, keduanya bisa mengembangkan sendiri tema-tema ceramah yang diberikan pihak panitia. “Kalian ini luar biasa. Sayangnya dukungan SMS yang kurang. Tapi itu bukan jadi masalah,” ungkapnya.
Sementara itu, Darma yang kini duduk di kelas III Sekolah Dasar Al-Mansuriyah Banjarbaru, akan terus belajar dan berlatih agar menjadi dai yang handal, serta melanjutkan sekolah yang beberapa bulan ditinggalkan.”Darma sudah lama gak sekolah. Darma sudah ingin masuk sekolah,” ungkapnya kepada Duta.
Di daerahnya, selain dikenal cakap dan pandai cermah, Darma adalah bocah cilik yang punya prestasi hebat di sekolah. Demikian pula dengan Ani, gadis cilik yang cacat sejak kecil itu juga akan melanjutkan pendidikannya di Sekolah Luar Biasa (SLB) Karunia 99 Yabtunik Surabaya. Kini ia duduk di kelas III di sekolah tersebut. “Ani masih ingin sama Bunda (Khofifah). Tapi Ani juga ingin masuk sekolah,” katanya.
Sebelum pulang ke daerah masing-masing, Khofifah bersama jajaran pengurus Muslimat lainnya, juga mengajak kedua dai cilik tersebut berziarah ke sejumlah makam para waliyullah di Provinsi Banten. (amh)