Pildacil saat di Antv Neno Warisman, Khofifah Indar Parawansa, Marissa Haque Fawzi

Pildacil saat di Antv Neno Warisman, Khofifah Indar Parawansa, Marissa Haque Fawzi
Pildacil saat di Antv Neno Warisman, Khofifah Indar Parawansa, Marissa Haque Fawzi

Pildacil saat di AntL Neno Warisman, Khofifah Indar Parawansa, Marissa Haque Fawzi

Pildacil saat di AntL Neno Warisman, Khofifah Indar Parawansa, Marissa Haque Fawzi
Pildacil saat di Antv Neno Warisman, Khofifah Indar Parawansa, Marissa Haque Fawzi

Senin, 29 Agustus 2011

Selamat Iedul Fitri bagi yang Telah Memulainya: Mb Marissa Haque & Mas Ikang Fawzi

Pagi yang sejuk dengan angin semilir di sudut teras balkon rumahku, membawa doaku terbang tinggi menuju Muara-Nya. Allahu Akbar!

ikang-fawzi-marissa-haque-isabella-fawzi-chikita-fawzi

Selamat Iedul Fitri bagi yang Telah Memulainya
Minal aidin wal Faidzin, Maaf Lahir dan Bathin…

Minggu, 28 Agustus 2011

Mendidik Mentalitas Anak Kita

Mentalitas Anak

Resizeof14mendidikmentalitasanak 1 Mendidik Mentalitas AnakMendidik Mentalitas Anak
Harga Rp. 32.500
Resep Membentuk mentalitas anak agar memiliki kepribadian shalih
Tahukah Anda, kandungan gizi buku ini mampu menyempurnakan wawasan dan pengetahuan Anda tentang bagaimana mendidik mentalitas anak.
Di dalam buku ini Anda akan mendapatkan nilai-nilai 'gizi' sebagai berikut:
Pengetahuan dan ketrampilan pendidikan mentalitas di dalam masa kehamilan.  Anda menjadi tahu dan dengan mudah menemukan tipe pendidikan mentalitas semacam apa yang penting untuk diketahui dan diterapkan semasa kehamilan.

dengan lengkap Anda akan dipandu untuk mengenali tentang siapa saja yang terlibat dan memberi kontribusi pada pendidikan anak Anda, apa saja media pendidikan mental itu dan meluruskan pola pendidikan yang salah.
Anda pun menjadi tahu bagaimana cara mengatasi perasaan takut, pendiam, agresif, suka berbohong dan bahkan kebiasaan mencuri pada diri anak.
Anda juga menjadi paham bagaimana bersikap terhadap anak-anak Anda bila sudah mencapai usia remaja.  Apa saja yang mereka hadapi dan bagaimana cara Anda mengatasi masalah mereka.
Yang terakhir, gizi tambahan buku ini adalah teknik, langkah ataupun tips bagaimana mengatasi anak yang mengalami gangguan hiperaktif dan kurang perhatian.
DAFTAR ISI:

FASE KEHAMILAN
Ketrampilan menyusui bayi
ketrampilan menjaga bayi
ketrampilan mendidik fisik
ketrampilan bergerak, bersosial, dan kemampuan intelektual
PENDIDIKAN YANG SEMPURNA
pola-pola pendidikan yang keliru
memukul anak, mengapa?
penelitian
aktivitas rumah

GANGGUAN HIPERAKTIF DAN KURANG PERHATIAN (ATTENTION DEFICIT HYPERACITIVY DISORDER-ADHD)
kecerdasan berlipat-lipat (Multiple intelligence)
ketrampilan menangani gangguan kurang perhatian dan hiperaktif

KESEHATAN MENTAL
Takut
Pendiam
Berbohong
Mencuri
Problem bertutur kata
masalah enkopresis

USIA REMAJA
problem remaja
mengusir dari rumah
nasehat kepada anak
ketrampilan belajar

BERBAGAI JENIS KETRAMPILAN
prestasi akademik
ketrampilan memilih sekolah
kaum ibu
anakku kok tidak seperti yang aku harapkan
pendidikan mental dan dakwah
ayat-ayat ketenangan
doa harian

Mendidik Mentalitas Anak
Harga Rp. 32.500

Hubungi:
Azmi Yudianto
0856 4117 4798
toko@islamarket.net
islammarket@yahoo.co.id

ANTV Tayangkan Pildacil Jelang Ramadhan

ANTV Tayangkan Pildacil Jelang Ramadhan

Sabtu, 2 Juli 2011 16:35 WIB | 1541 Views

Berita Terkait

Ambon, 2/7 (ANTARA) - Stasiun televisi ANTV menayangkan program Pemilihan Da`i Cilik atau Pildacil untuk memeriahkan suasana menjelang bulan suci Ramadhan.

"Kemasan acara menjelang Ramadhan ini akan menjadi tayangan spesial yang ditunggu pemirsa di bulan Ramadhan. Insya Allah bisa menambah ilmu dan meningkatkan ibadah kita di bulan suci nanti," kata Direktur Utama ANTV Dudi Hendrakusuma dalam siaran pers yang diterima ANTARA, Sabtu.

Dudi Hendrakusuma menjelaskan Program yang merupakan ajang pencarian bakat tersebut sudah melewati tahapan audisi di 11 kota tanah air, yakni Palembang, Bandung, Medan, Makassar, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Banjarmasin, Samarinda, Padang dan terakhir Jakarta.

Masing-masing kota meloloskan 10 peserta terbaik sebagai kandidat yang berhak maju ke tahap berikutnya, babak seleksi yang menghadirkan juri nasional beanggotakan tim ANTV dan tim Neno Warisman.

Pada tahapan tersebut ,juri hanya memilih dua peserta dari setiap daerah yang dinilai layak untuk memasuki tahapan lebih lanjut.

Program Pildacil ini akan tayang setiap hari Sabtu dan Minggu, mulai 2 Juli 2011.

Tayangan terdiri dari dua bagian, masing-masing "Diary Pildacil" pada pukul 07.30 WIB dan "Live Pildacil" yang dipandu Ben Kasyafany dan Umay pada pukul 18.30 WIB.

Program Pildacil merupakan bagian dari paket Semarak Hiburan yang disuguhkan ANTV untuk menghibur pemirsanya saat menjelang dan selama bulan suci puasa berlangsung.

Acara-acara tersebut antara lain berupa petunjukan musik dangdut modern (melayu, koplo, remix) berjudul "Kembali Bergoyang", yang akan disiarkan secara langsung (live concet) dari halaman Brimob Kelapa Dua, Depok.

Konser musik yang juga dipersembahkan untuk memperingati HUT Bhayangkara itu dijadwalkan berlangsung pada Senin, 4 Juli 2011, pukul 19.30 WIB, dan menampilkan artis kenamaan semacam 2 Racun, Uut Pematasari, Evie Tamala, Kembar Srikandi, Wali Band, Briptu Eka Cs, dipandu Julia Perez dan Olga Syaputra sebagai pembawa acara.(*)
(Tz/J007/A011)

Editor: Ruslan Burhani

Pildacil 2011, Tayangan Syarat Edukasi


Tayangan kompetisi edukasi, Pildacil 2011, tayang seminggu yang lalu di ANTV.
Senin, 11 Juli 2011, 05:48 WIB
 
Denny Armandhanu, Beno Junianto
VIVAnews - Tayangan kompetisi edukasi, Pildacil 2011, yang tayang seminggu yang lalu di ANTV sudah mendapat tempat di hati pemirsa ANTV. Diakui Manajer Produksi ANTV, Oke DF, tayangan Pildacil 2011 ini sudah mendapat target share yang membahagiakan.

"Sudah tayang seminggu yang lalu, sudah mendapat share yang baik, hari Sabtu sudah 2,1 dan Minggu mendapat 2,6 ,harapan kami bisa bertahan dan meningkat sampai final nanti,"ujar Oke Danny Ferdian kepada VIVAnews, ditemui di Preskon Pildacil, Epicentrum, Kawasan Jakarta Selatan, Minggu 10 Juli 2011.

Tidak seperti acara-acara kompetisi lainnya, menurut Oke ada penghilangan kata ekstradisi untuk mengurangi para calon peserta."Sudah kita diskusikan dengan Ibu Neno Warisman dan Ibu Khofifah, bahasa yang baik untuk mengurangi peserta untuk acara acara untuk anak-anak ini adalah penyelamatan,"ujar Oke.

Oke menerangkan bahwa acara Pildacil ini akan disiarkan secara langsung."Pildacil sudah sukses sebelumnya  oleh saudara kami di Lativi atau TVOne, lalu sekarang oleh kami dikemas dengan lebih baik lagi, tidak banyak yang berubah, kami adakan shownya 26 dai, kami hanya berdurasi dua jam. Kami bagi dalam dua, 13 dai untuk sabtu, 13 untuk hari minggu, dua duanya siaran langsung,"ujar Oke.

Neno Warisman yang menjadi juri dalam acara tahunan itu mengaku sangat mengharapkan dukungan penuh dari para masyarakat Indonesia. "Juri dengan mentor bekerja sama untuk menggodok anak anak dengan proses senatural mungkin. Kami para juri mendorong dan mengedukasi masyarakat. Acara baik ini harus didorong oleh masyarakat,"ujar Neno.
• VIVAnews

100 Anak Yatim Tonton Pildacil ANTV


Ini merupakan ajang silaturahmi dan wujud kepedulian ANTV kepada masyarakat.
Sumber: http://us.showbiz.vivanews.com/news/read/235384-100-anak-yatim-tonton-pildacil-antv

Sabtu, 23 Juli 2011, 23:02 WIB
Hadi Suprapto, Gestina Rachmawati
VIVAnews - Seratus anak yatim piatu menjadi tamu penonton dalam acara Pemilihan Dai Cilik (Pildacil), Sabtu malam, 23 Juli 2011. Anak-anak tersebut berasal dari yayasan binaan masjid Al-Bakrie. Sebelum masuk ke studio, seratus anak yang mengenakan kaos berwarna hijau-putih itu melaksanakan salat maghrib berjamaah dan makan malam bersama.

"Ini merupakan bagian dari program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) ANTV dalam rangka hari anak nasional," kata Gembong P Nugroho, CSR Manager ANTV saat ditemui VIVAnews.com di kantornya, kawasan Epicentrum, Kuningan Jakarta Selatan, Sabtu 23 Juli 2011.

Selain itu acara ini juga sebagai ajang silaturahmi dan wujud kepedulian ANTV kepada masyarakat di sekitar kawasan masjid Al-Bakrie. Ada 12 orang kontestan yang meramaikan acara Pildacil malam ini, yaitu Hasan (Banjarmasin), Yusuf (Makassar), Adzkia (Palembang), Putu (Yogyakarta), Rahes (Bandung), Kiki (Jakarta), Villa (Surabaya), Kintan (Semarang), Riska (Medan), Nano (Papua), Amel (Padang), dan Sakhiy (Samarinda).

Keseratus anak yang menjadi penonton tampak antusias saat menyaksikan para kontestan Pildacil secara langsung. Tak jarang mereka ikut tertawa melihat lelucon yang kadang dilontarkan oleh peserta Pildacil.

Acara Pildacil ditayangkan setiap akhir pekan, yaitu setiap Sabtu dan Minggu pukul 18.30 sampai pukul 21.00. Juri yang terlibat dalam acara malam ini adalah Neno Warisman, Khofifah Indar Parawangsa, dan Eddy Riwanto.

"Mudah-mudahan dengan kita mengajak mereka untuk menonton Pildacil jadi ada satu bentuk acara yang sesuai untuk usia mereka. Ini adalah salah satu acara favorit di ANTV. Apalagi ini live, jadi  mereka bisa merasakan suasananya kan berbeda," ujar Gembong. (sj)
• VIVAnews

Neno Tetap Dipercaya Jadi Juri Pildacil

Senin, 11/07/2011 - 09:59

Sumber: http://www.pikiran-rakyat.com/node/151490


MUNADY/"PRLM"
MUNADY/"PRLM"
NENO Warisman setia menemani para peserta pemilihan dai cilik (pildacil).*
JAKARTA, (PRLM).- Mundur dari dunia tarik suara, tidak membuat nama Neno Warisman tenggelam. Penyanyi era tahun 80-an itu, tetap eksis setelah memutuskan untuk mengenakan busana muslimah. Terbukti perempuan kelahiran 21 Juni 1964 itu masih terus dipercaya sebagai juri dalam ajang pemilihan dai cilik (pildacil). Sejak program pildacil tayang di lativi hingga diambilalih antv, Neno setia menemani sejumlah dai cilik.

“Aku senang kalau masih dipercaya. Aku pun menilai, program ini perlu dilanjutkan, karena punya dampak yang bagus. Di antara program-program hiburan, pildacil bisa memberi pencerahan kepada generasi muda. Ternyata banyak juga yang berbakat, sejak usia dini mampu memberikan dakwah. Ini contoh yang baik," kata pemilik nama lengkap Hj. Titi Widoretno Warisman ini.

Menurut Neno, sudah selayaknya anak-anak diberikan pengetahuan agama. Mereka nantinya akan tumbuh menjadi generasi yang tangguh dengan moral yang kuat. "Aku salut dengan peserta pildacil. Mereka bisa memberikan motivasi, terutama kepada rekan-rekan sebayanya, untuk selalu berbuat yang terbaik," tambah Neno.

Selama peserta pildacil menjalani karantina, Neno rajin menemani. Bahkan Neno tidak sekadar mengajarkan kepada para finalis pildacil untuk tampil di depan umum. Tapi, Neno juga memantau perkembangan fisik para finalis. Dia sering memberikan makanan bergizi dan vitamin. "Selama karantina, orang tua mereka tidak dipekenankan membawa makanan. Jadi aku harus membantu mereka menjaga kesehatan. Aku harapkan, semua peserta menjadi manusia-manusia yang berguna," ujar pelantun tembang lagu “Matahariku“ ini. (Mun/A-147)***

Kakak Pembina dan Peserta Pildacil 2007: dalam Harian Suara Merdeka

Industri metode perkembangan anak membuat orangtua tak memiliki kesabaran membiarkan anaknya tumbuh secara alamiah.


"Fahmi, jujur ya, sebenarnya Fahmi mau pilih piala atau harimau?" tanya Marissa Haque.

"Sebenarnya sih, Fahmi maunya pilih piala, Bunda. Tapi kata kakak pembina harus pilih harimau.
Kalau tidak pilih harimau, katanya Oom kameramen akan kreek!" jelas Fahmi sambil menebaskan tangannya ke leher. Barangkali maksudnya disembelih.

Marissa Haque tertawa. Penonton juga, bergelak. "Inilah anak-anak ya Ibu-Ibu, jujur dan lugu sekali...." Marissa menggelengkan kepalanya.

Saya terngaga melihat kejujuran Fahmi dalam acara "Keluarga Dacil" yang tayang di Lativi, Jumat malam (9/11) itu. Kejujuran Fahmi di atas justru menunjukkan satu ironi bahwa apa yang dia tampilkan dalam tausyiah sebelumnya bukanlah suara hatinya, melainkan "pesanan" dari Kakak Pembina. Sikap moral yang dia sampaikan adalah pilihan yang sebenarnya tidak dia mengerti tapi harus dia katakan. Di pentas Pildacil itu, Fahmi belum memanggungkan dirinya.

Peserta lain, Aufa, menunjukkan ironi yang sama malam itu. Ketika Neno Warisman bertanya, "Buku apa yang harus dipelajari paling utama di muka bumi ini?", dengan enteng dia menjawab, "Buku-buku tentang agama Islam, Bunda."
Neno Warisman terlengak, wajahnya tampak tidak puas dengan jawaban Aufa. "Iya, tapi kalau antara al-Quran dan buku-buku agama Islam, mana yang lebih penting, Aufa?"

Aufa berpikir sebentar. "Mungkin harus kedua-duanya ya, Bunda."

Plass! Senyum di bibir Neno hilang sesaat. Setelah membuang napas, dia pun berkata, "Iya, tapi banyak orang yang salah belajar tentang Islam karena tidak mendahulukan al-Quran, Aufa. Mereka jadi sesat. Jadi al-Quran itu harus yang utama. Aufa mengerti kan?"

Aufa mengangguk. Neno kembali bersandar ke kursi.

Fahmi, Aufa, Ela, dan Kenia yang tampil malam itu, seperti kata Marissa, adalah anak-anak yang masih lugu dan jujur. Tapi lihatlah, bagaimana orang dewasa, para Kakak Pembina mereka, juga para Bunda yang menjadi juri, menganggap "aneh" kejujuran dan keluguan mereka, dan mencoba menarik mereka ke alam pikir orang dewasa.


Sekadar Hapalan

Dari jawaban Fahmi dan Aufa, kita dapat menduga bahwa tausyiah yang mereka sampaikan adalah hasil hapalan semata. Karena hasil hapalan, apa yang mereka sampaikan bukan lahir dari hasil penalaran, proses mengerti dan memahami. Sehingga kenapa harus memilih harimau dan mengapa harus mengutamakan membaca al-Quran, Fahmi dan Aufa tidak mengerti. Bagi mereka itulah yang harus disampaikan untuk dapat merebut simpati penonton. Proses yang tanpa penalaran itu membuat mereka menjawab berbeda dari tausyiah ketika ditanyai oleh para Bunda. Pilihan pribadi berdasarkan "nalar kanak" pun muncul, yang menimbulkan gelak tawa, sekaligus kerisauan, para Bunda.

Dari penampilan Fahmi, Aufa, Ela, dan Kenia, tampak sekali betapa berat mereka mengingat seluruh ajaran "Kakak Pembina". Kesetiaan pada hapalan ini membuat Ela tergeragap, dan Fahmi berberapa kali menjedai tausyiahnya, karena lupa. Pemanggungan itu, dalam arti yang sebenarnya, menjadi siksaan bagi mereka. Anak-anak itu cuma mengerti bahwa kesempurnaan penampilan mereka adalah kesetiaan pada hapalan. Tak ada improvisasi, negosiasi, apalagi imajinasi dari keseluruhan tausyiah yang harus disampaikan. Panggung "Keluarga Dacil" itu, senyatanya bukanlah arena kegembiraan, "ladang" permainan, melainkan sebuah tugas, kancah pertarungan siapa yang paling kuat ingatannya. Padahal, metode hapalan semacam itulah yang justru kelak akan merampas kekuatan kognisi anak-anak ini.

Psikolog perkembangan anak, Kathi Hirsh-Pasek dalam buku Einstein Never Used Flash Cards: How Our Children Really Learn - And Why They Need to Play More and Memorize Less menunjukkan "bahaya" jika anak-anak dipaksa menghapal. "Yang diperlukan bagi perkembangan kognisi anak-anak adalah kesempatan yang luas untuk bermain, bergembira, dan bukan menghapal," katanya. "Bermain akan membangun keahlian intelektual yang kaya, luwes, dan fleksibel, tempat di mana akan tumbuh kemampuan menyelesaikan masalah," tambahnya. "Bermain merupakan unsur penting dalam kemampuan berpikir ilmiah yang produktif," kata si jenius Einstein. Dan, Einstein pun ternyata, tak pernah menghapal.

Lalu apa unsur bermain? Pertama, bermain harus menyenangkan dan bisa dinikmati. Kedua, bermain tidak punya tujuan ekstrinsik. Bermain juga harus spontan, tidak memiliki aturan dan alur, melibatkan imajinasi dan ketakterduggan dalam proses bermain. Dari beberapa unsur itu, pementasan "Keluarga Dacil" dapatlah dilihat tak memenuhi syarat sebagai arena bermain.


Anak sebagai Proyek

Apa yang tampil dalam "Keluarga Dacil" atau "AFI Junior" sebenarnya adalah wujud dari progresivitas orang tua yang ingin "memamerkan anaknya". Progresivitas ini membuat anak-anak mengalami masa kanak denan tergesa-gesa. Tidak ada lagi kesabaran dari orangtua untuk melihat anaknya tumbuh dengan alamiah, belajar sendiri, sebagaimana pertumbuhan bayi sejak ribuan tahun lalu. Industri metode mendidik anak telah mendorong orangtua untuk mendapatkan anak dengan kecerdasan sempurna dan lebih dari anak yang lain. Setiap blue print bagaimana mendidik anak pun dipelajari, dipraktekkan, dengan kegembiraan dan kecemasan yang sama. Efek Mozart, Baby Shakespeare, sampai emotional intelligence untuk bayi, dan puluhan metode lain diikuti, tanpa menyadari semua itu adalah "ilusi" yang dibangun dunia industri. Masa kanak-kanak pun hilang karena program perlombaan kecerdasan dan kesuksesan ini. Anak-anak akhirnya tidak punya dunia sendiri, proyeksi dari harapan dan keinginan orangtua.

Lihatlah keluarga Aufa yang meminta dukungan masyarakat Solok, dan sibuk mendatangi media. Apa sesungguhnya arti popularitas dan kemenangan itu bagi dirinya pribadi? Atau Fahmi, yang mengucapkan "r" pun belum bisa, tentu dia tak mengerti rasa bangga tampil di teve lebih dari yang dialami orangtuanya. Anak-anak ini pun pasti belum tahu bagaimana menggunakan hadiah jika menang, yakni berupa ponsel, simcard, dan voucer Rp 500 ribu. Hadiah yang sungguh tidak ada kaitannya dengan kekanakan mereka. Anak-anak itu pun pasti tak mengerti apa yang dikatakan para Bunda --Marissa, Neno, dan Khofiffah-- yang selalu mengaitkan isi tausyiah mereka dengan pembalakan liar, kekalahan pilkada, korupsi, dan kecurangan para politisi.

Dari situ, kita dapat melihat, sesungguhnya pentas "Keluarga Dacil" dan aneka lomba sejenis itu, adalah panggung para orangtua untuk pamer diri atas pencapaian mereka. Anak-anak itu adalah buktinya. Dalam kasus ini, Kafka pun jadi benar ketika mengatakan, "Memiliki dan mendidik anak dalam dunia sekarang adalah pekerjaan paling mustahil." Mustahil karena anak-anak tidak dididik sebagai anak-anak. Mustahil karena anak-anak adalah pihak yang selalu dipaksa mendengar, diajari menghapal. Mereka adalah kaset yang memutar suara orangtua....

[Artikel ini telah dimuat di Harian Suara Merdeka, Minggu 18 November 2007]

Pesinetron Tommy Kurniawan Juri Pidacil 2011

Pesinetron Tommy Kurniawan terpilih menjadi salah satu juri tamu dalam program acara Pildacil. Ia pun merasa sangat bangga dan terhormat bisa dipercaya mengemban tugas tersebut.

Nadia Mahfuzah Menang di Pildacil: dalam Suara Pembaruan Daily

SUARA PEMBARUAN DAILY




http://202.169.46.231/News/2006/08/07/Hiburan/hib04.htm

Nadia Mahfuzah atau Nadia (12 tahun) meraih Juara I dalam Pemilihan Da'i Cilik (Pildacil) yang diselenggarakan dan ditayangkan langsung oleh stasiun Lativi, Minggu (6/8) malam. Peserta dari Kalimantan Selatan (Kalsel) itu berhasil mengumpulkan perolehan SMS sebanyak 49,13 persen. Pelajar kelas I Madrasah Tsanawiyah, Tanjung Balong, Kalsel itu, berhak atas hadiah Rp 25 juta dari pihak sponsor Curcuma Plus, Rp 25 juta dari Badan Narkotika Nasional (BNN), dan tabungan Syar'iah sebesar Rp 30 juta dari Bank Muamalat.

Sementara Ubaid Al Baliya (8 tahun), peserta dari Tanah Grogot, Kabupaten Pasir, Kalimantan Timur meraih Juara II. Ubaid mengumpulkan SMS 37,15 persen. Juara III adalah Taqi Fawwaz Al Batany alias Awa (8 tahun) dari Depok, Jawa Barat, yang mengumpulkan 19,72 persen.

Sejak awal lomba, Nadia memang lebih unggul. Dia dielu-elukan oleh para pendukungnya di depan para pembimbing seperti Ustadz Syahrul Syah, Ustadz Akri, anggota DPR RI Marissa Haque, dan Astri Ivo. Acara tersebut juga dihadiri Wakil Presiden H Jusuf Kalla, Menteri Komunikasi dan Informasi Sofyan Jalil, Komisaris Lativi Abdul Latif, Gubernur Kalsel dan Bupati Pasir, serta Ketua Muhamadiah M Din Syamsudin.
Dalam acara yang dipandu oleh Irgi Ahmad Fahrezi dan Tasya serta pembawa acara Deswita Maharani, tampil pula sejumlah artis memeriahkan acara. Para artis itu antara lain kelompok Dewa 19, Chrisye, Opick, Sulis, dan Ikke Nurjannah. Ada juga pembacaan puisi oleh Inneke Koesherawati.


Mengesankan
Dari pengamatan, penampilan Nadia sangat mengesankan, terutama saat dia membacakan ayat-ayat suci Alquran. Nadia juga terlihat menyampaikan dakwah dengan segenap hati. Sedangkan Ubaid dan Awa sangat berbakat sebagai penceramah agama. Vokal keduanya terdengar cukup lantang dan memukau hadirin.
Acara Pildacil sudah mencapai yang keempat kalinya. Para juara Pildacil sebelumnya, masing-masing Rajib, Zagar, Niha dan Eno. Kini mereka telah dikenal di seluruh Indonesia. Tujuan acara ini adalah untuk mendidik anak-anak menjadi juru dakwah yang memiliki kemampuan dalam berceramah. [FA/B-8]

Beasiswa Muslimat Pildacil

Subscribe to RSS Feed
March 6, 2008 by 5433
Muslimat Berikan Beasiswa Pildacil
JAKARTA— Sebagai bentuk kepeduliannya terhadap pendidikan anak-anak, atas nama Ketua Umum Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa memberikan beasiswa pendidikan kepada dua peserta Pemilihan Dai Cilik (Pildacil). Mereka adalah Muhammmad Darma Pratama (8 tahun) dari Banjarmasin dan Ani Tutik Mulyani (8 tahun) dari Madura. Beasiswa diberikan oleh Bendahara Umum Muslimat, Nur Hayati Said Aqil Siradj. Khofifah memang hidupnya tak bisa jauh dari anak-anak. Buktinya, sejak ditunjuk sebagai juri Pildacil di salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia, mantan aktivis PMII itu benar-benar menjadi ‘ibu’ baru bagi peserta Pildacil yang datang dari seluruh penjuru nusantara.

Karena kedekatan itu pula, Selasa (30/10) kemarin, Khofifah dipamiti oleh peserta Pildacil yang telah tereleminasi dari Pildacil. Adalah Muhammad Darma Pratama (8 tahun) dari Banjarmasin dan Ani Tutik Mulyani (8 tahun) dari Madura yang menemui Khofifah, di Kantor PP Muslimat NU, di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan. Mereka datang didampingi kedua orang tua masing-masing.

Turut mendamping Khofifah pada pertemuan itu, sejumlah pengurus Muslimat, di antaranya Farida Salahuddin Wahid dan Nur Hayati Said Aqil Siradj. Suasana haru mewarnai acara pamitan itu.”Bunda-bunda, Darma mau pulang ke Kalimantan,” kata Darma, bocah cilik yang punya kecerdasan di atas rata-rata anak Indonesia itu kepada Khofifah. Saking dekatnya, Darma yang tereliminasi pada babak 8 besar Pildacil tersebut seakan tak mau berpisah dengan Khofifah.

Demikian pula dengan Ani, sapaan akrab Ani Tutik Mulyani. Gadis cilik keturunan yang Madura yang tinggal kawasan Benowo, Surabaya itu juga terlihat sangat akrab dengan Khofifah. Seakan tak mau perpisah dengan tokoh perempuan idolanya, gadis cilik tuna netra itu berkali-kali merangkul Khofifah bak orang tuanya sendiri.”Bunda ini ada kenang-kenangan dari Ani,” katanya sambil memberikan sebuah majalah anak-anak kepada Khofifah.

Mendengar ucapan dan sikap lucu dua bocah cerdas tersebut, Khofifah yang juga mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan pada era pemerintahan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu berpesan kepada orang tua Darma dan Ani untuk terus menjaga dan mengembangankan kemampuan masing-masing.”Anak-anak ini punya kemampuan luar biasa. Semoga Allah memberikan kemulyaan pada anak-anak ini,” kata Khofifah.

Alumni Unair itu berharap, ke depab keduanya menjadi juru dakwah yang andal dan meneruskan perjuangan tokoh-tokoh NU saat ini. Baik Darma maupun Ani, katanya, bisa membaca Al-Qura’an dengan fasih. Bahkan, saat tampil di Pildacil, keduanya bisa mengembangkan sendiri tema-tema ceramah yang diberikan pihak panitia. “Kalian ini luar biasa. Sayangnya dukungan SMS yang kurang. Tapi itu bukan jadi masalah,” ungkapnya.

Sementara itu, Darma yang kini duduk di kelas III Sekolah Dasar Al-Mansuriyah Banjarbaru, akan terus belajar dan berlatih agar menjadi dai yang handal, serta melanjutkan sekolah yang beberapa bulan ditinggalkan.”Darma sudah lama gak sekolah. Darma sudah ingin masuk sekolah,” ungkapnya kepada Duta.

Di daerahnya, selain dikenal cakap dan pandai cermah, Darma adalah bocah cilik yang punya prestasi hebat di sekolah. Demikian pula dengan Ani, gadis cilik yang cacat sejak kecil itu juga akan melanjutkan pendidikannya di Sekolah Luar Biasa (SLB) Karunia 99 Yabtunik Surabaya. Kini ia duduk di kelas III di sekolah tersebut. “Ani masih ingin sama Bunda (Khofifah). Tapi Ani juga ingin masuk sekolah,” katanya.

Sebelum pulang ke daerah masing-masing, Khofifah bersama jajaran pengurus Muslimat lainnya, juga mengajak kedua dai cilik tersebut berziarah ke sejumlah makam para waliyullah di Provinsi Banten. (amh)

Marissa Haque Fawzi & Khofifah Indar Parawansa Menjuri di Pildacil

Marissa Haque Fawzi & Khofifah Indar Parawansa

Sumber: http://www.infoanda.com/id/link.php?lh=V1NUDglTBF1d

Grand Final Pildacil 4

Konser Akbar Islami Tiga kontestan yang akan berjuang di grand final, yaitu Nadia, Ubaid, dan si kecil Awa dari Jakarta Lativi kembali menyelenggarakan hajatan akbar bernuansa Islami, yaitu grand final Pemilihan Dai Cilik 4 (Pildacil). Acara yang berlangsung Ahad (6 Agustus 2006) sangat berbeda, baik konsep maupun tempat pertunjukan dibandingkan grand final sebelumnya. Puncak acara kali ini berlangsung di Istora Senayan, Jakarta dan akan dihadiri oleh Wapres Jusuf Kalla, Menkominfo Sofyan Djalil, Ketua DPR RI Agung Laksono dan Wakil Ketua MUI Pusat Din Syamsuddin.

"BMT Tumang Gelar untuk Pildacil: Kegiatan Ramadhan di Boyolali"

| |
 
Boyolali (Solopos.com)–Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Tumang yang berkantor pusat di Jl Boyolali-Magelang Km 10, Cepogo, Boyolali menggelar berbagai program selama Ramadan ini.
Beberapa aktivitas itu selain untuk mengisi Bulan Suci, juga dimaksudkan sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama.

Manajer Utama BMT Tumang, Adib Zuhari, melalui rilis yang diterima Espos Jumat (26/8/2011), menjelaskan kegiatan Ramadan itu meliputi penerbitan buletin Pokusma, pembagian jadwal imsakiyah, lomba Pildacil (pemilihan dai cilik), buka puasa bersama anak yatim, buka puasa bersama anggota BMT, serta menyantuni fakir miskin dengan membagi 350 paket sembako yang disebar di berbagai tempat di Kabupaten Boyolali.

“Kami memang punya divisi baitul maal yang bermisi sosial. Dananya kami sisihkan dari pendapatan. Antara lain digunakan untuk pembiayaan kelompok binaan, santunan kaum duafa dan pemberian beasiswa,” jelas Adib.

(fid/*)